Prinsip-prinsip dasar
Limit dan kecil tak terhingga

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Limit
Definisi limit: kita katakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati titik p
adalah L apabila untuk setiap bilangan ε > 0 apapun, terdapat
bilangan δ > 0, sedemikian rupanya:

Kalkulus pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah
kuantitas yang sangat kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan sebagai
angka, adalah sangat kecil. Sebuah bilangan
dx yang kecilnya tak
terhingga dapat lebih besar daripada 0, namun lebih kecil daripada
bilangan apapun pada deret 1, ½, ⅓, ... dan bilangan real positif
apapun. Setiap perkalian dengan kecil tak terhingga (infinitesimal)
tetaplah kecil tak terhingga, dengan kata lain kecil tak terhingga tidak
memenuhi
properti Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik untuk memanipulasi kecil tak terhingga.
Pada abad ke-19, konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat, sebaliknya ia digantikan oleh konsep
limit.
Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan
hasil dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah
sekumpulan teknik memanipulasi limit-limit tertentu. Secara cermat,
definisi limit suatu fungsi adalah:
Diberikan fungsi f(x) yang terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali mungkin pada p itu sendiri. Kita mengatakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati p adalah L, dan menuliskan:

jika, untuk setiap bilangan ε > 0, terdapat bilangan δ > 0 yang
berkoresponden dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x:

Turunan

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Turunan
Turunan dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat kecil dari
fungsi tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari
suatu fungsi disebut sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi.
Secara matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya pada titik x adalah:
,
dengan syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x
tertentu, kita katakan bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada
x, dan jika ƒ′ eksis di setiap titik pada domain ƒ, kita sebut ƒ
terdiferensialkan.
Apabila
z =
x +
h,
h =
z -
x, dan
h mendekati 0
jika dan hanya jika z mendekati
x, maka definisi turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai:

Garis singgung pada (
x,
f(
x)). Turunan
f'(
x) sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Perhatikan bahwa ekspresi

pada definisi turunan di atas merupakan gradien dari garis sekan yang melewati titik (
x,ƒ(x)) dan (
x+
h,ƒ(x)) pada kurva ƒ(x). Apabila kita mengambil limit
h
mendekati 0, maka kita akan mendapatkan kemiringan dari garis singgung
yang menyinggung kurva ƒ(x) pada titik x. Hal ini berarti pula garis
singgung suatu kurva merupakan limit dari garis sekan, demikian pulanya
turunan dari suatu fungsi ƒ(x) merupakan gradien dari fungsi tersebut.
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi

pada titik (3,9):

Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari
turunan atau
kemiringan dari sebuah grafik disebut
kalkulus diferensial
Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva
f(
x)
di suatu titik adalah kemiringan dari garis singgung yang menyinggung
kurva pada titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai
nilai limit dari kemiringan garis sekan.
Notasi pendiferensialan
Terdapat berbagai macam notasi matematika yang dapat digunakan digunakan untuk menyatakan turunan, meliputi
notasi Leibniz, notasi Lagrange,
notasi Newton, dan notasi Euler.
Notasi Leibniz diperkenalkan oleh
Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan antar
y
= ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis
sebagai:
ataupun 
Notasi Lagrange diperkenalkan oleh
Joseph Louis Lagrange dan merupakan notasi yang paling sering digunakan. Dalam notasi ini, turunan fungsi ƒ(
x) ditulis sebagai ƒ′(
x) ataupun hanya ƒ′.
Notasi Newton, juga disebut sebagai notasi titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila
y =
ƒ(
t), maka

mewakili turunan
y terhadap
t.
Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk melambangkan turunan
terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang
fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan fisika.
Notasi Euler menggunakan operator diferensial
D yang diterapkan pada fungsi
ƒ untuk memberikan turunan pertamanya
Df. Apabila
y =
ƒ(
x) adalah variabel terikat, maka sering kali
x dilekatkan pada
D untuk mengklarifikasikan keterbebasan variabel
x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:
atau
.
Notasi Euler ini sering digunakan dalam menyelesaikan
persamaan diferensial linear.
|
Notasi Leibniz |
Notasi Lagrange |
Notasi Newton |
Notasi Euler |
Turunan ƒ(x) terhadap x |
 |
ƒ′(x) |

dengan y = ƒ(x) |
 |
Integral

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Integral
Integral dapat dianggap sebagai perhitungan luas daerah di bawah kurva
ƒ(
x), antara dua titik
a dan
b.
Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat
diinterpretasikan sebagai luas wilayah ataupun generalisasi suatu
wilayah. Proses menemukan integral suatu fungsi disebut sebagai
pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi menjadi dua, yaitu:
integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi matematika yang
digunakan untuk menyatakan integral adalah

, seperti huruf S yang memanjang (S singkatan dari
"Sum" yang berarti penjumlahan).
Integral tertentu
Diberikan suatu fungsi
ƒ bervariabel real
x dan interval antara [a, b] pada garis real,
integral tertentu:

secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh kurva grafik
ƒ, sumbu-x, dan garis vertikal
x =
a dan
x =
b.
Pada notasi integral di atas:
a adalah
batas bawah dan
b adalah
batas atas yang menentukan domain pengintegralan,
ƒ adalah integran yang akan dievaluasi terhadap
x pada interval [a,b], dan
dx adalah variabel pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar
subinterval yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin
mendekati luas daerah di bawah kurva.
Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling umumnya digunakan adalah definisi
integral Riemann. Integral Rieman didefinisikan sebagai limit dari
penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak mencari luas daerah yang dibatasi oleh fungsi
ƒ pada interval tertutup [
a,
b]. Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [
a,
b] dapat kita bagi menjadi banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah
n-1 titik {
x1,
x2,
x3,...,
xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:
-

Himpunan

tersebut kita sebut sebagai
partisi [
a,
b], yang membagi [
a,
b] menjadi sejumlah
n subinterval
![[x_0, x_1], [x_1,x_2], \ldots, [x_{n-1}, x_n]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_sHUud5r1hRPvIXy4XwGMZZX2mAr6_JbZlU1pUBc2YdHsjyLDNF8dcIem029JqzPDHZeNW7CVeu8edCpQDCICSapuguuRdpxZzZ4ykAZgLHRwRgmXxErFBEg7xR4Bhel0cE7-59nNJTVA_HibK_8w=s0-d)
. Lebar subinterval pertama [
x0,
x1] kita nyatakan sebagai Δ
x1, demikian pula lebar subinterval ke-
i kita nyatakan sebagai Δ
xi =
xi -
xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang dan pada subinterval ke-
i tersebut kita memilih titik sembarang t
i. Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang lebarnya sebesar Δ
x dan tingginya berawal dari sumbu
x sampai menyentuh titik (
ti,
ƒ(
ti)) pada kurva. Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan mengalikan
ƒ(
ti)· Δ
xi dan menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan dapatkan:

Penjumlahan
Sp disebut sebagai
penjumlahan Riemann untuk ƒ pada interval [a,b].
Perhatikan bahwa semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil,
hasil penjumlahan Riemann ini akan semakin mendekati nilai luas daerah
yang kita inginkan. Apabila kita mengambil limit dari norma partisi

mendekati nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut.
Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann adalah:
Diberikan ƒ(x) sebagai fungsi yang terdefinisikan pada interval tertutup [a,b]. Kita katakan bahwa bilangan I adalah integral tertentu ƒ di sepanjang [a,b] dan bahwa I adalah limit dari penjumlahan Riemann
apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan ε > 0 apapun
terdapat sebuah bilangan δ > 0 yang berkorespondensi dengannya
sedemikian rupanya untuk setiap partisi
di sepanjang [a,b] dengan
dan pilihan ti apapun pada [xk - 1, ti], kita dapatkan
-

Secara matematis dapat kita tuliskan:

Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah
n subinterval yang sama, maka lebar Δ
x = (
b-
a)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:

Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval yang ada mendekati tak terhingga banyaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar